Friday, March 6, 2009


MINGGU, 1 MARET 2009 MEDIA INDONESIA

Beli Properti
Modal Dengkul








Bisnis properti ini, selain dapat
dilakukan dengan modal relatif kecil
bahkan tanpa modal sama sekali
juga sangat aman.


Christine Fransisca


PADA awalnya, Zatun, 65, tak
percaya dapat berbisnis properti.
Maklum, ia hanya seorang
pedagang yang berkutat dengan
koperasi, serta toko tas dan sepatu miliknya.
Bagi ibu dua orang anak ini, bisnis
properti merupakan suatu pekerjaan
yang mustahil, karena uang di tabungannya
tidak cukup untuk membeli properti
di manapun.
Akan tetapi, nasib berkata lain. Kini,
Zaitun bisa memiliki tiga rumah serta
lahan perkebunan minyak nilam beserta
usaha penyulingannya. Hebatnya, semua
itu bisa dicapai hanya dalam kurun
waktu tiga bulan dan tanpa modal uang
sedikit pun.
Beberapa orang mungkin tak percaya
dengan hasil yang diperoleh Zaitun. Namun,
yang jelas properti yang ia miliki
bukan dari warisan bukan juga hadiah
kuis yang bernilai miliaran. Modalnya
saat membeli properti memang nol.
Kuncinya sederhana, hanya bermodal
kejelian, kesabaran, dan beberapa trik
untuk memutar uang.


Jurus mabuk
Trik membeli properti tanpa modal
uang ini Zaitun pelajari dari Didik Eko
Tjahjono, seorang real estate developer
yang sekarang juga mengelola pelatihan
Didik Real Estate School (DRES).
Sejak mengikuti pelatihan pada November
2008 lalu, Zaitun tak hanya
sukses membeli rumah gratis, tapi juga
bisa memperoleh cashback untuk modal
usaha. “Awalnya tidak percaya, cuma
setelah pelan-pelan diterapkan, ternyata
bisa!” ujar Zaitun dengan antusias.
Jurus Didik itu dinamakan ‘jurus
mabuk’. Entah karena kedahsyatan hasilnya
atau mungkin kerumitan triknya,
Didik menamakannya begitu. Namun,
yang jelas jurus itu telah menghantarkan
Didik menjadi seorang developer dengan
sembilan perumahan, puluhan ruko sewaan,
dan tiga hotel.
Menurut Didik, cara itu sepenuhnya
legal dan bukan perbuatan curang. Intinya
hanya mengandalkan selisih yang
diperoleh dari harga taksiran bank dengan
harga jadi yang disepakati penjual
dan pembeli.
Jurus mabuk pun tak serta-merta bisa
diterapkan ke semua situasi. Karena, cara
itu hanya bisa berhasil jika memenuhi
dua faktor. Pertama, ada penjual yang
menjual properti di bawah harga pasaran.
“Cari yang memang penjualnya
butuh uang cepat, misalnya, mau naik
haji, anak sakit, atau cerai,” ujar Didik.
Akan tetapi, lokasi dan kelengkapan
surat-surat juga harus diteliti hingga tak
merugi dan menghasilkan keuntungan
maksimal.
Faktor kedua, ada bank yang menaksir
harga properti di atas harga pasaran. Cara
mendapatkannya memang butuh usaha
yang lebih. Paling tidak jangan hanya
tergantung pada satu bank. Coba ajukan
permohonan ke beberapa bank dan pilih
bank yang berani menaksir harga paling
tinggi. “Lebih bagus dapat campuran
dari dua faktor itu, karena cashback akan
semakin besar,” jelas Didik.
Dari selisih transaksi itu, pembeli
akan mendapatkan cashback. Namun,
cashback yang diperoleh harus segera
dijadikan modal usaha sehingga uang
terus berputar. Properti yang dibeli pun
hendaknya disewakan agar memperoleh
pemasukan per bulan. Keuntungan sewa
properti dan bisnis itulah yang selanjutnya
akan digunakan untuk menutup
cicilan KPR.


Tidak semua berhasil
Walau terkesan menggiurkan, ternyata
tak semua orang berhasil menerapkannya.
Dari peserta DRES saja Didik
mengaku hanya 30% yang sukses berbisnis
properti. Hal itu bisa disebabkan
beberapa hal. Mulai dari niat peserta
yang kurang sampai kesulitan mencari
properti yang dijual murah.
Begitu juga dengan Ryad Kusuma, 40,
seorang pebisnis properti yang memulai
bisnisnya sejak 1992. Walau telah sukses
membangun bisnis properti dengan
lima rumah dan empat toko sewaan, ia
tak pernah berhasil menerapkan cara
tersebut. “Pernah sampai dapat cashback,
cuma tidak sampai menutup KPR,” ujar
Ryad.
Untungnya, cicilan KPR dari properti
yang ia miliki bisa ditutup dengan harga
sewa yang hampir sama sehingga jumlah
modal yang ia keluarkan pun tergolong
kecil.
Teknik yang dilakukan Didik itu
ter nyata juga tak sepenuhnya bebas
risiko. Untuk bisnis properti memang
terkesan aman karena harga properti
selalu me ngalami penaikan tiap tahun.
Akan tetapi, hal-hal tak terduga, seperti
bencana alam, bisa saja membuat harga
properti jadi tak bernilai sama sekali.
Kemudian, usaha yang dibangun dari
cashback diam-diam juga bisa terguncang.
Penurunan tingkat konsumsi masyarakat
akibat krisis atau keterpurukan ekonomi
bisa membuat usaha gulung tikar. Jika
sudah begitu, hutang KPR pun akan
membelit.
Akan tetapi, Didik menegaskan,
walaupun akhirnya cicilan KPR tidak
bisa dibayar sehingga properti disita
bank, pada dasarnya pemilik properti
tidak akan mengalami kerugian. “Kan,
belinya enggak pakai uang!,” ujar Didik.
(M-3)
miweekend@mediaindonesia.com


Tips Memilih Properti

LAHAN bisnis properti memang
sangat menguntungkan. Karena,
dengan bertambahnya jumlah
penduduk, kebutuhan akan tempat
tinggal juga semakin tinggi.
Itulah yang membuat harga
properti akan terus menerus naik
tiap tahun.
Bagi Anda yang ingin mulai
berbisnis properti, kunci utamanya
adalah memilih properti
yang tepat. Didik Eko Tjahjono,
fasilitator dari Didik Real Estate
School (DRES) memberikan
beberapa tips untuk memilih
properti yang menguntungkan
dan mudah dijual.
􀁏 Berserfitikat IMB
Bersertifi kat IMB merupakan
syarat yang paling dasar memulai
bisnis properti. Mintalah
fotokopi surat-surat kepemilikan
tersebut sebelum melakukan
penawaran apa pun.
􀁏 Tidak dalam kasus sengketa
Sebelum membeli properti,
sebaiknya diperiksa terlebih
dahulu apakah properti tersebut
berada dalam kasus sengketa.
Memang agak sulit jika pemilik
menutup-nutupi. Maka
itu, kedekatan dengan penjual
sangat diperlukan sehingga rasa
percaya dapat terjalin satu sama
lain.
􀁏 Harga beli di bawah
harga pasaran
Ada beberapa cara yang dilakukan
untuk menemukan pro perti
yang dijual. Bisa dari koran,
survei langsung, iklan internet,
broker, bank, notaris, dan lainnya.
Kata kunci rumah dijual
murah biasanya disertai dengan
kata, bu cpt (butuh uang cepat),
dijual di bawah NJOP, dijual
berikut isinya, segera pindah LN
(luar negeri), dan lain-lain.
􀁏 Lokasi strategis dan
kondisi bangunan dalam
keadaan baik.
Namun, jika Anda menemukan
rumah dengan kondisi bangunan
jelek, tapi lokasinya bagus, properti
itu bisa dibeli. Karena, lokasi
yang bagus akan meningkatkan
harga sewa.
􀁏 Bangunan tidak dekat dengan
SUTET, kuburan, tempat ibadah,
atau SPBU. Pastikan juga
properti tersebut berada di dekat
jalan besar. Atau setidaknya
mobil bisa masuk di lokasi.
􀁏 Bentuk lahan yang dibeli
bagus dan proporsional. (*/M-3)